Prestasi belajar siswa merupakan hal yang penting dimiliki oleh siswa. Prestasi belajar merupakan sebuah pembuktian bahwa siswa telah mencapai standar ketuntasan minimal yang diprasyaratkan oleh sekolah. Melalui pencapaian prestasi belajar, maka siswa akan mampu melewati tugas – tugas mata pelajaran yang diberikan kepadanya, sesuai dengan topik yang dibahas. Asumsi ini didukung oleh pendapat dari Ulul Azam (2022) yang menyatakan bahwa siswa akan mampu sukses dalam mengikuti studinya apabila siswa mampu mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini menandakan bahwa prestasi belajar sangat penting untuk didapatkan siswa selama mereka mengikuti pembelajaran di sekolah. Selain itu Farida Hanum (2018) menandaskan, siswa siswi yang biasanya berhasil melewati masa sekolah dengan baik, adalah mereka yang memiliki prestasi belajar baik.
Namun demikian, berdasarkan hasil penilaian raport, materi sudut banyak anak yang belum tuntas KKM. Hal ini mengindikasikan bahwa prestasi belajar anak untuk materi sudut masih rendah. Selain itu, selama guru mengajar, siswa tidak menunjuk sikap dan motivasi yang optimal, yang artinya bahwa mereka kurang menyenangi materi tersebut. Jika hal ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan berdampak negatif untuk kedepannya, dikarenakan prestasi belajar siswa tidak terselesaikandan tidak mencapai KKM dengan baik.
Kurangnya keaktifan siswa diduga karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru. Oleh karena itu, perlu dicari model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa, yang berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa adalah pembelajaran cooperative learning tipe window shopping banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Model cooperative learning tipe window shopping ini, peserta didik melakukan kegiatan berjalan jalan untk mengamati hasil pekerjaan kelompok lain didalam kelas. Namun pada posisi jalan jalan inibukan berarti peserta didik tidak mendapatkan apa apa, akan tetapi mereka akan mendapatkan banyak sekali pengetahuan dari hasil kunjungan mereka ke tiap tiap kelompok yang ada. Jadi secara umum dapat didefinisikan jika model pembelajaran kooperative tipe window shopping ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berjalan – jalan mengamati hasil pekerjaan dari kelompok lain yang disajikan di dinding kelas, kemudian peserta didiktersebut mencatat hasil pekerjaan kelompoktersebut sebagai hasil dari kunjungan mereka. Kemudian saling mendiskusikan / berbagi dengan anggotakelompok mereka masing – masing. Dengan demikian setiap anggota yang berperan sebagai pengunjung juga akan berbelanja ilmu sebagai oleh oleh bagi anggotanya yang sedang bertugas menjaga toko mereka dari kunjungan kelompok lain (rusman, 2010)
Lebih lanjut, model cooperative learning tipe window shopping ini sangat baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena karena model pembelajaran cooperative learning tipe window shopping dapat meningkatkan peran peserta didiklebih aktif dalam proses belajar. Model pembelajaran cooperative learning tipe window shopping ini memberikan pola pembelajaran secara berkelompok sehingga membentuk kerjasama yang aktif antar sesama peserta didik, disamping juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi tutor sebaya yang berperan dalam menjelaskan hasil kerja kelompoknya kepada seluruh pengunjung yang mengamati hasil kerja mereka. Lebih lanjut model pembelajaran cooperative learning tipe window shopping dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik ketika dihadapkan dalam menjawab setiap pertanyaan dari peserta didik yang melakukan pengamatan hasil kerja mereka ketika dihadapkan dalam menjawab setiap setiap pertanyaan dari peserta didik yang melakukan pengamatan hasil kerja mereka disamping juga membekali peserta didik dengan kemampuan dalam pemecahan yang ada (rusman, 2010)
Tulisan ini telah diterbitkan di Tribun Jateng
Tinggalkan Komentar